Selasa, 25 Juni 2013

Direct Selling Album RIVER JKT48 Surabaya

Diposting oleh Unknown di 23.42 1 komentar
Direct Selling RIVER JKT48 adalah istilah dalam menjual album RIVER JKT48 dimana yang menjual album ini adalah para member JKT48 langsung karena album RIVER tidak dijual di pasaran, jadi yang ingin membeli album RIVER bisa datang ke direct sellingnya dan dapat langsung dilayani oleh member JKT48, tapi pada dasarnya sih bukan pengen beli albumnya, tapi pengen ketemu membernya :D

Sebenernya awalnya aku sama sekali biasa aja sama idol grup JKT48 waktu awal mereka keluar waktu aku kelas XII dulu, kemudian aku mulai agak suka ketika merek perlahan mulai naik daun dan lagu-lagu mereka yang easy listening. Tapi aku masih belum ngefans sama mereka, hanya suka lagu-lagunya, hingga pada akhirnya mereka mengcover lagu RIVER yang pertama kali dibawakan oleh AKB48 langsung membuatku jatuh cinta pada idol grup JKT48 khususnya JTeam.

Saat perilisan single RIVER pertama kali di tv, yaitu di IMB Trans TV waktu itu, aku masih biasa aja sama lagu RIVER, cuma aku salut sama koreografinya yang benar-benar beda dari koreografi JKT48 sebelumnya, kemudian aku download lagi River dan aku dengarkan berkali-kali ternyata enak juga dan liriknya memiliki pesan yang sangat bermakna sekali, dari situ setiap saat aku mendengarkan lagi River, menghafalkan liriknya, hingga akhirnya mengcover lagu River yang dibawakan oleh JKT48 (you can check at http://soundcloud.com/dimithanggraeni/river-cover/s-pHcM6 ).

Mengetahui berita direct selling album RIVER di Surabaya, aku senang sekali dan tidak berpikir panjang, aku langsung berencana datang pada direct selling tersebut. Menurutku harga album RIVER relatif mahal yaitu delapan puluh ribu rupian untuk audi CD berisi empat lagu dan DVD berisi tiga video. Tapi aku tidak peduli karena aku ingin bertemu dengan member.

Member yang waktu itu datang ke direct selling di Surabaya adalah Kinal, Delima, dan Vanka. Tempat direct selling waktu itu di jeje radio Surabaya (Jalan Embong Gayam). Aku sampai di jeje radio sekitar pukul dua belas. Antriannya sudah membeludak, sejauh mata memandang banyak orang-orang terutama remaja laki-laki memakai kaos berwarna merah bertuliskan JKT48. Dan banyak juga yang menjual merchandise JKT48 seperti photo pack, pin, light stick, kaos, hingga ada yang menjual kembali album river mereka setelah mereka beli dari member. Sekitar kurang lebih satu jam aku mengantre, tiba-tiba ada pegawai wanita jeje radio dan berkeliling dan berkata padaku, "cewek silahkan masuk duluan". Aku sangat senang sekali, karena kalo nggak didahuluin, melihat antrean yang lumayan panjang, mungkin aku baru bisa bertemu member sekitar sore hari.

Aku pun langsung masuk ke dalam gedung jeke radio, tidak boleh bersalaman, hanya boleh hit touch atau yang lebih kita kenal sebutannya adalah tos. Setelah membayar senilai delapan puluh ribu rupiah aku diberi tiket. Kemudian aku masuk ke sebuah ruangan dimana Kinal, Delima, dan Vanka berada. Aku memberikan tiketku pada Vanka dan dia memberiku sebuah album river, kemudian Vanka mengajakku tos. Aku tidak langsung keluar ruangan, spontan aku menyeletuk,"boleh tos sama Kinal ga?" Seketika Kinal langsung merespon,"oh boleh, sini sini" dan kami tos, dan aku juga tos sama delima. Terakhir aku bilang,"sukses buat JKT48 ya!" Dan Kinal menjawab" iya! Terima kasih ya!" Menurutku Kinal orangnya baik banget, friendly dan welcome banget sama fans, ga ada sombong-sombongnya lah pokoknya, kemudian aku keluar ruangan dengan perasaan senang karena abis ketemu idola. Dan setelah kejadian itu, kalau ditanya oshi kamu di JKT48 siapa? Aku akan menjawab Kinal. Baik banget lu Nal! :D

Ini sekilas penampakanku dengan album RIVER. Waktu itu aku dapat photo packnya Dhike, tapi udah aku kasihkan temanku yang laki-laki :D


Oke sekian dulu curhatanku waktu ketemu Kinal dkk, makasih buat yang mau nyempatin waktunya buat baca tulisanku ini :D

Kamis, 20 Juni 2013

Sudahi Saja, Aku Cukup Tahu

Diposting oleh Unknown di 07.35 1 komentar
Selamat malam pembaca, maaf aku baru muncul ke permukaan karena aku sudah tidak berlangganan modem lagi :( anyway ga berlangganan modem bukan jadi masalahku untuk berhenti bloging, dan saat ini aku sedang blogin via ponsel.
Kali ini aku mau bagi pengalamanku tentang teman yang dikasih ati ngerogoh rempelo atau bahasa indonesianya teman yang tidak tahu diri. Dikatakan seperti itu karena dia memang pada akhirnya merugikanku, bukan maksudku untuk menjelek-jelekkan temanku ini, tapi aku hanya ingin berbagi pengalaman dan agar pembaca berhati-hati jika menemui orang yang ciri-cirinya akan aku bahas di curhatan kali ini.
Dia adalah temanku satu sekolah waktu sekolah menengah pertama. Pada saat sekolah dulu, kami sangat tidak akrab. Aku mengetaui dia atau sekedar mengenalnya karena kita dulu mengikuti ekstrakurikuler yang sama, yaitu teater. Pada saat di teater pun, kami sangat tidak akrab, bahkan aku sempat tidak suka dengannya. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Sekitar hampir lima tahun lamanya kami tidak pernah berkomunikasi, hingga suatu hari, kami dipertemukan kembali oleh jejaring sosial yang sangat digemari para remaja kota besar saat ini, twitter.
Aku memiliki akun twitter pada 25 Januari 2011, dan tidak lama setelah itu aku dan dia saling mengikuti satu sama lain, tetapi kami tidak pernah berkomunikasi, jadi dia dapat dikatakan follower pasif. Hingga sekitar Januari 2013 lalu, dia mengomentari statusku, lalu aku menanggapi komentarnya dan sebaliknya, terus menerus kita berbalas balasan hingga akhirnya menimbulkan canda tawa, dan sampai akhirnya dia mengajakku ketemuan. Aku pun pada saat itu menganggap ajakannya adalah sebuah pertemuan teman lama dan mungkin dia bisa menjadi teman dekatku yang baru, pikirku sat itu. 
Dia mengajakku ketemuan di salah satu mall di Surabaya. Dan aku sempat menanyakan padanya via SMS, "kamu ato aku yang jemput?" Dan dia pun membalas pesanku, "kamu aja ya, hehehe". Ada perasaan tak enak saat itu, tapi aku mencoba berusaha untuk berpikir positif. Akhirnya sesuai hari dan jam yang ditentukan, aku menjemputnya, kami pergi ke mall dan aku mengantarnya pulang. So far dia anaknya baik, asik, enak diajak curhat dan bercanda, sikapnya masuk dalam kriteria teman dekatku.
Setelah hangout kami yang pertama, dia terus menerus mengajakku pergi menemaninya atau aku lebih suka mengatakan dia mengajakku untuk mengantarkannya ke tempat-tempat yang dia inginkan, hingga suatu hari setelah kami terus menerus keluar bersama dan selalu aku yang menjemputnya dan memboncengnya, mamaku bertanya, "kamu keluar sama dia terus, jemput dia terus, kamu dikasih apa sama dia?" Dan aku pun menjawab apa adanya,"ya ga dikasih apa-apa ma." Setelah pertanyaan mamaku tersebut aku menjadi sadar bahwa aku merasa dimanfaatkan olehnya, aku merasa menjadi supirnya yang selalu menjemputnya dan mengantarkan ke tempat yang dia inginnkan, kenapa setelah empat bulan aku baru sadar bahwa aku sangat bodoh selalu mau menurutinya, hingga suatu ketika aku tidak sengaja membuat tweet yang berbunyi:"serasa jadi supir sih". Keesokan harinya dia langsung mengirim pesan padaku yang isinya meminta maaf kalau aku merasa seakan menjadi supir. Aku pun jujur kepada dia bahwa memang aku sangat merasa seperti supirnya, dia menggantikanku memboceng saja tidak pernah, berinisiatif membelikan bensin meskipun aku tidak meminta saja dia tidak pernah, apalagi namanya kalau bukan supir. Dan aku sempat tersinggung oleh pesannya yang berbunyi:"iyo mit sepurane lek awakmu ngeroso koyok supir, sepurane aku ga sesogeh awakmu." Kenapa dia harus membahas harta? Apa hubungannya harta dengan semua ini? Toh yang memiliki harta adalah orang tuaku, sedangkan aku tidak memiliki apa-apa. Dan kalimat terakhirku untuk dia,"terima kasih telah menjadi teman dekatku walau hanya sesaat, terima kasih telah pernah berbagi tawa bersamaku, maaf hubungan pertemanan kita tidak bisa diteruskan, sudah cukup." Dan sampai saat ini sejak bulan April kemarin, aku tidak pernah berkomunikasi dengannya dan aku sangat tidak ingin menemuinya lagi.
Terima kasih kepada pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk membaca curhatanku ini. Selamat malam :)

Selasa, 25 Juni 2013

Direct Selling Album RIVER JKT48 Surabaya

Direct Selling RIVER JKT48 adalah istilah dalam menjual album RIVER JKT48 dimana yang menjual album ini adalah para member JKT48 langsung karena album RIVER tidak dijual di pasaran, jadi yang ingin membeli album RIVER bisa datang ke direct sellingnya dan dapat langsung dilayani oleh member JKT48, tapi pada dasarnya sih bukan pengen beli albumnya, tapi pengen ketemu membernya :D

Sebenernya awalnya aku sama sekali biasa aja sama idol grup JKT48 waktu awal mereka keluar waktu aku kelas XII dulu, kemudian aku mulai agak suka ketika merek perlahan mulai naik daun dan lagu-lagu mereka yang easy listening. Tapi aku masih belum ngefans sama mereka, hanya suka lagu-lagunya, hingga pada akhirnya mereka mengcover lagu RIVER yang pertama kali dibawakan oleh AKB48 langsung membuatku jatuh cinta pada idol grup JKT48 khususnya JTeam.

Saat perilisan single RIVER pertama kali di tv, yaitu di IMB Trans TV waktu itu, aku masih biasa aja sama lagu RIVER, cuma aku salut sama koreografinya yang benar-benar beda dari koreografi JKT48 sebelumnya, kemudian aku download lagi River dan aku dengarkan berkali-kali ternyata enak juga dan liriknya memiliki pesan yang sangat bermakna sekali, dari situ setiap saat aku mendengarkan lagi River, menghafalkan liriknya, hingga akhirnya mengcover lagu River yang dibawakan oleh JKT48 (you can check at http://soundcloud.com/dimithanggraeni/river-cover/s-pHcM6 ).

Mengetahui berita direct selling album RIVER di Surabaya, aku senang sekali dan tidak berpikir panjang, aku langsung berencana datang pada direct selling tersebut. Menurutku harga album RIVER relatif mahal yaitu delapan puluh ribu rupian untuk audi CD berisi empat lagu dan DVD berisi tiga video. Tapi aku tidak peduli karena aku ingin bertemu dengan member.

Member yang waktu itu datang ke direct selling di Surabaya adalah Kinal, Delima, dan Vanka. Tempat direct selling waktu itu di jeje radio Surabaya (Jalan Embong Gayam). Aku sampai di jeje radio sekitar pukul dua belas. Antriannya sudah membeludak, sejauh mata memandang banyak orang-orang terutama remaja laki-laki memakai kaos berwarna merah bertuliskan JKT48. Dan banyak juga yang menjual merchandise JKT48 seperti photo pack, pin, light stick, kaos, hingga ada yang menjual kembali album river mereka setelah mereka beli dari member. Sekitar kurang lebih satu jam aku mengantre, tiba-tiba ada pegawai wanita jeje radio dan berkeliling dan berkata padaku, "cewek silahkan masuk duluan". Aku sangat senang sekali, karena kalo nggak didahuluin, melihat antrean yang lumayan panjang, mungkin aku baru bisa bertemu member sekitar sore hari.

Aku pun langsung masuk ke dalam gedung jeke radio, tidak boleh bersalaman, hanya boleh hit touch atau yang lebih kita kenal sebutannya adalah tos. Setelah membayar senilai delapan puluh ribu rupiah aku diberi tiket. Kemudian aku masuk ke sebuah ruangan dimana Kinal, Delima, dan Vanka berada. Aku memberikan tiketku pada Vanka dan dia memberiku sebuah album river, kemudian Vanka mengajakku tos. Aku tidak langsung keluar ruangan, spontan aku menyeletuk,"boleh tos sama Kinal ga?" Seketika Kinal langsung merespon,"oh boleh, sini sini" dan kami tos, dan aku juga tos sama delima. Terakhir aku bilang,"sukses buat JKT48 ya!" Dan Kinal menjawab" iya! Terima kasih ya!" Menurutku Kinal orangnya baik banget, friendly dan welcome banget sama fans, ga ada sombong-sombongnya lah pokoknya, kemudian aku keluar ruangan dengan perasaan senang karena abis ketemu idola. Dan setelah kejadian itu, kalau ditanya oshi kamu di JKT48 siapa? Aku akan menjawab Kinal. Baik banget lu Nal! :D

Ini sekilas penampakanku dengan album RIVER. Waktu itu aku dapat photo packnya Dhike, tapi udah aku kasihkan temanku yang laki-laki :D


Oke sekian dulu curhatanku waktu ketemu Kinal dkk, makasih buat yang mau nyempatin waktunya buat baca tulisanku ini :D

Kamis, 20 Juni 2013

Sudahi Saja, Aku Cukup Tahu

Selamat malam pembaca, maaf aku baru muncul ke permukaan karena aku sudah tidak berlangganan modem lagi :( anyway ga berlangganan modem bukan jadi masalahku untuk berhenti bloging, dan saat ini aku sedang blogin via ponsel.
Kali ini aku mau bagi pengalamanku tentang teman yang dikasih ati ngerogoh rempelo atau bahasa indonesianya teman yang tidak tahu diri. Dikatakan seperti itu karena dia memang pada akhirnya merugikanku, bukan maksudku untuk menjelek-jelekkan temanku ini, tapi aku hanya ingin berbagi pengalaman dan agar pembaca berhati-hati jika menemui orang yang ciri-cirinya akan aku bahas di curhatan kali ini.
Dia adalah temanku satu sekolah waktu sekolah menengah pertama. Pada saat sekolah dulu, kami sangat tidak akrab. Aku mengetaui dia atau sekedar mengenalnya karena kita dulu mengikuti ekstrakurikuler yang sama, yaitu teater. Pada saat di teater pun, kami sangat tidak akrab, bahkan aku sempat tidak suka dengannya. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Sekitar hampir lima tahun lamanya kami tidak pernah berkomunikasi, hingga suatu hari, kami dipertemukan kembali oleh jejaring sosial yang sangat digemari para remaja kota besar saat ini, twitter.
Aku memiliki akun twitter pada 25 Januari 2011, dan tidak lama setelah itu aku dan dia saling mengikuti satu sama lain, tetapi kami tidak pernah berkomunikasi, jadi dia dapat dikatakan follower pasif. Hingga sekitar Januari 2013 lalu, dia mengomentari statusku, lalu aku menanggapi komentarnya dan sebaliknya, terus menerus kita berbalas balasan hingga akhirnya menimbulkan canda tawa, dan sampai akhirnya dia mengajakku ketemuan. Aku pun pada saat itu menganggap ajakannya adalah sebuah pertemuan teman lama dan mungkin dia bisa menjadi teman dekatku yang baru, pikirku sat itu. 
Dia mengajakku ketemuan di salah satu mall di Surabaya. Dan aku sempat menanyakan padanya via SMS, "kamu ato aku yang jemput?" Dan dia pun membalas pesanku, "kamu aja ya, hehehe". Ada perasaan tak enak saat itu, tapi aku mencoba berusaha untuk berpikir positif. Akhirnya sesuai hari dan jam yang ditentukan, aku menjemputnya, kami pergi ke mall dan aku mengantarnya pulang. So far dia anaknya baik, asik, enak diajak curhat dan bercanda, sikapnya masuk dalam kriteria teman dekatku.
Setelah hangout kami yang pertama, dia terus menerus mengajakku pergi menemaninya atau aku lebih suka mengatakan dia mengajakku untuk mengantarkannya ke tempat-tempat yang dia inginkan, hingga suatu hari setelah kami terus menerus keluar bersama dan selalu aku yang menjemputnya dan memboncengnya, mamaku bertanya, "kamu keluar sama dia terus, jemput dia terus, kamu dikasih apa sama dia?" Dan aku pun menjawab apa adanya,"ya ga dikasih apa-apa ma." Setelah pertanyaan mamaku tersebut aku menjadi sadar bahwa aku merasa dimanfaatkan olehnya, aku merasa menjadi supirnya yang selalu menjemputnya dan mengantarkan ke tempat yang dia inginnkan, kenapa setelah empat bulan aku baru sadar bahwa aku sangat bodoh selalu mau menurutinya, hingga suatu ketika aku tidak sengaja membuat tweet yang berbunyi:"serasa jadi supir sih". Keesokan harinya dia langsung mengirim pesan padaku yang isinya meminta maaf kalau aku merasa seakan menjadi supir. Aku pun jujur kepada dia bahwa memang aku sangat merasa seperti supirnya, dia menggantikanku memboceng saja tidak pernah, berinisiatif membelikan bensin meskipun aku tidak meminta saja dia tidak pernah, apalagi namanya kalau bukan supir. Dan aku sempat tersinggung oleh pesannya yang berbunyi:"iyo mit sepurane lek awakmu ngeroso koyok supir, sepurane aku ga sesogeh awakmu." Kenapa dia harus membahas harta? Apa hubungannya harta dengan semua ini? Toh yang memiliki harta adalah orang tuaku, sedangkan aku tidak memiliki apa-apa. Dan kalimat terakhirku untuk dia,"terima kasih telah menjadi teman dekatku walau hanya sesaat, terima kasih telah pernah berbagi tawa bersamaku, maaf hubungan pertemanan kita tidak bisa diteruskan, sudah cukup." Dan sampai saat ini sejak bulan April kemarin, aku tidak pernah berkomunikasi dengannya dan aku sangat tidak ingin menemuinya lagi.
Terima kasih kepada pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk membaca curhatanku ini. Selamat malam :)

Selasa, 25 Juni 2013

Direct Selling Album RIVER JKT48 Surabaya

Direct Selling RIVER JKT48 adalah istilah dalam menjual album RIVER JKT48 dimana yang menjual album ini adalah para member JKT48 langsung karena album RIVER tidak dijual di pasaran, jadi yang ingin membeli album RIVER bisa datang ke direct sellingnya dan dapat langsung dilayani oleh member JKT48, tapi pada dasarnya sih bukan pengen beli albumnya, tapi pengen ketemu membernya :D

Sebenernya awalnya aku sama sekali biasa aja sama idol grup JKT48 waktu awal mereka keluar waktu aku kelas XII dulu, kemudian aku mulai agak suka ketika merek perlahan mulai naik daun dan lagu-lagu mereka yang easy listening. Tapi aku masih belum ngefans sama mereka, hanya suka lagu-lagunya, hingga pada akhirnya mereka mengcover lagu RIVER yang pertama kali dibawakan oleh AKB48 langsung membuatku jatuh cinta pada idol grup JKT48 khususnya JTeam.

Saat perilisan single RIVER pertama kali di tv, yaitu di IMB Trans TV waktu itu, aku masih biasa aja sama lagu RIVER, cuma aku salut sama koreografinya yang benar-benar beda dari koreografi JKT48 sebelumnya, kemudian aku download lagi River dan aku dengarkan berkali-kali ternyata enak juga dan liriknya memiliki pesan yang sangat bermakna sekali, dari situ setiap saat aku mendengarkan lagi River, menghafalkan liriknya, hingga akhirnya mengcover lagu River yang dibawakan oleh JKT48 (you can check at http://soundcloud.com/dimithanggraeni/river-cover/s-pHcM6 ).

Mengetahui berita direct selling album RIVER di Surabaya, aku senang sekali dan tidak berpikir panjang, aku langsung berencana datang pada direct selling tersebut. Menurutku harga album RIVER relatif mahal yaitu delapan puluh ribu rupian untuk audi CD berisi empat lagu dan DVD berisi tiga video. Tapi aku tidak peduli karena aku ingin bertemu dengan member.

Member yang waktu itu datang ke direct selling di Surabaya adalah Kinal, Delima, dan Vanka. Tempat direct selling waktu itu di jeje radio Surabaya (Jalan Embong Gayam). Aku sampai di jeje radio sekitar pukul dua belas. Antriannya sudah membeludak, sejauh mata memandang banyak orang-orang terutama remaja laki-laki memakai kaos berwarna merah bertuliskan JKT48. Dan banyak juga yang menjual merchandise JKT48 seperti photo pack, pin, light stick, kaos, hingga ada yang menjual kembali album river mereka setelah mereka beli dari member. Sekitar kurang lebih satu jam aku mengantre, tiba-tiba ada pegawai wanita jeje radio dan berkeliling dan berkata padaku, "cewek silahkan masuk duluan". Aku sangat senang sekali, karena kalo nggak didahuluin, melihat antrean yang lumayan panjang, mungkin aku baru bisa bertemu member sekitar sore hari.

Aku pun langsung masuk ke dalam gedung jeke radio, tidak boleh bersalaman, hanya boleh hit touch atau yang lebih kita kenal sebutannya adalah tos. Setelah membayar senilai delapan puluh ribu rupiah aku diberi tiket. Kemudian aku masuk ke sebuah ruangan dimana Kinal, Delima, dan Vanka berada. Aku memberikan tiketku pada Vanka dan dia memberiku sebuah album river, kemudian Vanka mengajakku tos. Aku tidak langsung keluar ruangan, spontan aku menyeletuk,"boleh tos sama Kinal ga?" Seketika Kinal langsung merespon,"oh boleh, sini sini" dan kami tos, dan aku juga tos sama delima. Terakhir aku bilang,"sukses buat JKT48 ya!" Dan Kinal menjawab" iya! Terima kasih ya!" Menurutku Kinal orangnya baik banget, friendly dan welcome banget sama fans, ga ada sombong-sombongnya lah pokoknya, kemudian aku keluar ruangan dengan perasaan senang karena abis ketemu idola. Dan setelah kejadian itu, kalau ditanya oshi kamu di JKT48 siapa? Aku akan menjawab Kinal. Baik banget lu Nal! :D

Ini sekilas penampakanku dengan album RIVER. Waktu itu aku dapat photo packnya Dhike, tapi udah aku kasihkan temanku yang laki-laki :D


Oke sekian dulu curhatanku waktu ketemu Kinal dkk, makasih buat yang mau nyempatin waktunya buat baca tulisanku ini :D

Kamis, 20 Juni 2013

Sudahi Saja, Aku Cukup Tahu

Selamat malam pembaca, maaf aku baru muncul ke permukaan karena aku sudah tidak berlangganan modem lagi :( anyway ga berlangganan modem bukan jadi masalahku untuk berhenti bloging, dan saat ini aku sedang blogin via ponsel.
Kali ini aku mau bagi pengalamanku tentang teman yang dikasih ati ngerogoh rempelo atau bahasa indonesianya teman yang tidak tahu diri. Dikatakan seperti itu karena dia memang pada akhirnya merugikanku, bukan maksudku untuk menjelek-jelekkan temanku ini, tapi aku hanya ingin berbagi pengalaman dan agar pembaca berhati-hati jika menemui orang yang ciri-cirinya akan aku bahas di curhatan kali ini.
Dia adalah temanku satu sekolah waktu sekolah menengah pertama. Pada saat sekolah dulu, kami sangat tidak akrab. Aku mengetaui dia atau sekedar mengenalnya karena kita dulu mengikuti ekstrakurikuler yang sama, yaitu teater. Pada saat di teater pun, kami sangat tidak akrab, bahkan aku sempat tidak suka dengannya. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Sekitar hampir lima tahun lamanya kami tidak pernah berkomunikasi, hingga suatu hari, kami dipertemukan kembali oleh jejaring sosial yang sangat digemari para remaja kota besar saat ini, twitter.
Aku memiliki akun twitter pada 25 Januari 2011, dan tidak lama setelah itu aku dan dia saling mengikuti satu sama lain, tetapi kami tidak pernah berkomunikasi, jadi dia dapat dikatakan follower pasif. Hingga sekitar Januari 2013 lalu, dia mengomentari statusku, lalu aku menanggapi komentarnya dan sebaliknya, terus menerus kita berbalas balasan hingga akhirnya menimbulkan canda tawa, dan sampai akhirnya dia mengajakku ketemuan. Aku pun pada saat itu menganggap ajakannya adalah sebuah pertemuan teman lama dan mungkin dia bisa menjadi teman dekatku yang baru, pikirku sat itu. 
Dia mengajakku ketemuan di salah satu mall di Surabaya. Dan aku sempat menanyakan padanya via SMS, "kamu ato aku yang jemput?" Dan dia pun membalas pesanku, "kamu aja ya, hehehe". Ada perasaan tak enak saat itu, tapi aku mencoba berusaha untuk berpikir positif. Akhirnya sesuai hari dan jam yang ditentukan, aku menjemputnya, kami pergi ke mall dan aku mengantarnya pulang. So far dia anaknya baik, asik, enak diajak curhat dan bercanda, sikapnya masuk dalam kriteria teman dekatku.
Setelah hangout kami yang pertama, dia terus menerus mengajakku pergi menemaninya atau aku lebih suka mengatakan dia mengajakku untuk mengantarkannya ke tempat-tempat yang dia inginkan, hingga suatu hari setelah kami terus menerus keluar bersama dan selalu aku yang menjemputnya dan memboncengnya, mamaku bertanya, "kamu keluar sama dia terus, jemput dia terus, kamu dikasih apa sama dia?" Dan aku pun menjawab apa adanya,"ya ga dikasih apa-apa ma." Setelah pertanyaan mamaku tersebut aku menjadi sadar bahwa aku merasa dimanfaatkan olehnya, aku merasa menjadi supirnya yang selalu menjemputnya dan mengantarkan ke tempat yang dia inginnkan, kenapa setelah empat bulan aku baru sadar bahwa aku sangat bodoh selalu mau menurutinya, hingga suatu ketika aku tidak sengaja membuat tweet yang berbunyi:"serasa jadi supir sih". Keesokan harinya dia langsung mengirim pesan padaku yang isinya meminta maaf kalau aku merasa seakan menjadi supir. Aku pun jujur kepada dia bahwa memang aku sangat merasa seperti supirnya, dia menggantikanku memboceng saja tidak pernah, berinisiatif membelikan bensin meskipun aku tidak meminta saja dia tidak pernah, apalagi namanya kalau bukan supir. Dan aku sempat tersinggung oleh pesannya yang berbunyi:"iyo mit sepurane lek awakmu ngeroso koyok supir, sepurane aku ga sesogeh awakmu." Kenapa dia harus membahas harta? Apa hubungannya harta dengan semua ini? Toh yang memiliki harta adalah orang tuaku, sedangkan aku tidak memiliki apa-apa. Dan kalimat terakhirku untuk dia,"terima kasih telah menjadi teman dekatku walau hanya sesaat, terima kasih telah pernah berbagi tawa bersamaku, maaf hubungan pertemanan kita tidak bisa diteruskan, sudah cukup." Dan sampai saat ini sejak bulan April kemarin, aku tidak pernah berkomunikasi dengannya dan aku sangat tidak ingin menemuinya lagi.
Terima kasih kepada pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk membaca curhatanku ini. Selamat malam :)
 

My Name is Mitha. Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea